Friday 14 October 2016

Askep KLIEN DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI
Definisi
•Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat   mengakhiri kehidupan
•Termasuk kedaruratan psikiatri karena klien berada dalam keadaan stres tinggi dan menggunakan koping maladaptif
•Tindakan merusak integritas diri atau mengakhiri kehidupan
•Terdapat 2 jenis bunuh diri yaitu langsung dan tidak langsung.
•Bunuh diri langsung adalah tindakan yang disadari dan disengaja untuk mengakhiri kehidupan seperti pengorbanan diri (membakar diri), menggantung diri, melompat dari tempat yang tinggi, menembak diri, menenggelamkan diri.
•Bunuh diri tidak langsung adalah keinginan tersembunyi yang tidak disadari untuk mati, yang ditandai dengan perilaku kronis beresiko seperti penyalahgunaan zat, makan berlebihan, aktivitas sex bebas ,ketidak patuhan program medis, olah raga yang membahayakan.
Epidemiologi
•Di Amerika Serikat angka kejadian bunuh diri sebanyak 31.000 orang pertahun, dan termasuk 8 sebab kematian terbanyak
•Kasus yang sering dilaporkan & dikategorikan sebagai kecelakaan
•Perbandingan angka percobaan & rasio keberhasilannya 10-20 : 1
•Rasio percobaan laki-laki : perempuan 1 : 3 keberhasilan laki-laki dan perempuan 3 : 1
•Kasus meningkat dengan bertambahnya usia; dan merupakan penyebab kematian tertinggi pada pria dewasa dan mahasiswa
•Paling umum dilakukan dengan minum obat-obatan; yang berakibat fatal umumnya melalui penembakan
•Kebanyakan penderita depresi (Tomb, 2004)
•0,9% kematian karena bunuh diri
•1000 orang setiap hari mati karena bunuh diri di seluruh dunia
•Tempat paling favorit di dunia untuk bunuh diri Golden Gate Bridge di San Francisco.
Penyebab Bunuh diri
-Perceraian
-Pengangguran
-Isolasi sosial
-Kegagalan Adaptasi
-Perasaan Marah/bermusuhan
PENGKAJIAN
MENGENALI PASIEN YANG BERPOTENSI BUNUH DIRI
•Klien pernah mencoba bunuh diri (terlihat di ruang gawat darurat, bangsal perawatan, dsb)
•Keinginan bunuh diri dinyatakan secara terang-terangan maupun tidak, atau berupa ancaman :”Kamu tidak akan saya ganggu lebih lama lagi” (sering dikatakan pada keluarga)
•Secara obyektif terlihat adanya mood yang depresif atau cemas
•Baru mengalami kehilangan yang bermakna (misalnya pasangan, pekerjaan, harga diri)
•Perubahan perilaku yang tidak diduga : menyampaikan pesan-pesan, pembicaraan serius dan mendalam dengan kerabat, membagi-bagikan harta/barang miliknya
•Perubahan sikap yang mendadak : tiba-tiba gembira, marah atau menarik diri (Tomb, 2004)
PERNYATAAN YANG SALAH TENTANG BUNUH DIRI
1.Ancaman Bunuh diri hanya cara individu menarik perhatian
2.Bunuh diri tidak memberi tanda
3.Berbahaya membicarakan pikiran bunuh diri pada klien
4.Kecenderungan Bunuh diriadalah keturunan
FAKTOR RESIKO BUNUH DIRI
FAKTOR RESIKO TINGGI RESIKO RENDAH
1. UMUR REMAJA, > 45 TH < 12 th25-45 TH
2. JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN
3. STATUS CERAI KAWIN
4. JABATAN PROFESIONAL KERJA KASAR
5. PEKERJAAN PENGANGGURAN PEKERJA
6. PENYAKIT KRONIK, TERMINAL TAK ADA YANG SERIUS
7. MENTAL DEPRESI, HALUSINASI GANGGUAN KEPRIBADIAN
8. OBAT/ALKOHOL KETERGANTUNGAN -
PENYEBAB BUNUH DIRI PADA MAHASISWA
1.Ideal diri terlalu tinggi
2.Cemas akan tugas akademik yang banyak
3.Kegagalan akademis
4.Kompetisi untuk sukses
PENYEBAB BUNUH DIRI PADA LANSIA
1.Perubahan status mandiri
2.Penyakit kronis
3.Perasaan tak berarti
4.Kesedihan dan isolasi sosial
5.Sumber hidup yang berkurang
PENYEBAB BUNUH DIRI PADA ANAK
1.pelarian dari penganiayaan
2.Situasi keluarga yang kacau
3.Perasaan tak berarti/tak disayang
4.gagal sekolah
5.takut dihina disekolah
6.Dihukum orang lain
MEKANISME KOPING
1.Denial melalui pengrusakan diri secara tak langsung
2.Rasionalisasi/intelektualisasi
3.Regresi
RENTANG MENGHARGAI-MERUSAK DIRI (Stuart & Sundeen, 1987; Keliat, B.A., 1994)
Respon Adaptif Respons Maladaptif
Menghargai Berani ambil Menciderai Menciderai dir Bunuh
diri resiko diri tak diri
langsung
SIRS (SUICIDAL INTENTION RATING SCALE)
(Stuart & Sundeen, 1987; Keliat, B.A., 1994)
SKOR 0
Tidak ada ide bunuh diri yang lalu & sekarang
SKOR 1
Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak mengancam bunuh diri
KOR 2
Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan bunuh diri
SKOR 3
Mengancam bunuh diri, misalnya “tinggalkan saya sendiri atau saya bunuh diri”
SKOR 4
Aktif mencoba bunuh diri
PROSEDUR PENILAIAN
•Bina hubungan selama wawancara yang sifatnya mendukung dan tidak menghakimi
•Selidikilah adanya ide-ide bunuh diri melalui pertanyaan yang lebih spesifik, misal ”Apakah kamu merasa sedih?” ”Apakah kamu pernah berpikir untuk mengakhiri hidup?” “Bagaimana caranya?”
•Setelah terjadi suatu percobaan bunuh diri yang serius, tunggulah sampai klien cukup siap untuk bekerjasama di dalam pemeriksaan. Tanyakan mengenai hal bunuh diri (Tomb, 2004)
HAL-HAL YANG HARUS DIPELAJARI MENGENAI KASUS BUNUH DIRI
•Maksud dan tujuan pasien-mengapa ingin mati?
•Apakah rencana bunuh diri telah dibuat-semakin spesifik rencana yang dibuat semakin besar untuk melakukannya
•Metode-semakin mematikan teknik yang dibuat semakin serius rencananya
•Adanya faktor-faktor psikiatrik dan organik, misal depresi psikotik, gangguan proses pikir, penggunaan sedatif tanpa resep, kondisi organik
•Tentukan apakah perilaku tersebut akibat peranan impulsif atau dengan rencana
•Apakah pencetus krisis telah terlewati
•Buatlah daftar kehilangan yang dialami
•Apakah klien memiliki rencana untuk masa depannya?
•Apakah klien mempunyai keluarga yang mempedulikannya atau dukungan lainnya?
•Apakah klien berpikir bahwa dia akan melakukan bunuh diri? (Tomb, 2004)
TINGKATAN MEMATIKAN DARI METODA BUNUH DIRI (Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
•METODA YANG KURANG MEMATIKAN (less lethal methods)
–Memotong nadi pergelangan
–Mengalirkan gas di rumah
–Meminum obat tanpa resep (kecuali aspirin dan acetaminophen (Tylenol))
–Tranquilizers
•METODA YANG SANGAT MEMATIKAN (highly lethal methods)
–Tembak
–Terjun
–Gantung
–Tenggelam
–Racun carbon monoksida
–Barbiturat dan minum pil tidur
–Aspirin dosis tinggi dan acetaminophen (Tylenol)
–Menabrak mobil
–Terpapar suhu dingin yang ekstrem
–Antidepressants
DIAGNOSA KEPERAWATAN
•Risiko melukai diri
•Risiko perilaku kekerasan pada diri
•Risiko mutilasi diri
•Koping individu inefektif
•Harga diri rendah (Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
•Keputusan dirawat di RS harus dibicarakan dengan klien secara tegas dan penuh optimis
•Pastikan keamanan fisik dalam perawatan di RS melalui tindakan pencegahan bunuh diri yang sesuai (misal pengawasan ketat, tanpa isolasi, tidak ada barang-barang yang membahayakan)
•Klien dengan risiko kecil dapat berobat jalan bila ada keluarga yang dipercaya untuk mengawasi –nilailah dukungan mereka (Tomb, 2004)
PRINSIP-PRINSIP PENGOBATAN (Tomb,2004)
•Kenali dan obati kondisi-kondisi psikiatrik dan medis
•Kembangkan ikatan terapeutik dengan klien
•Klien yang ingin bunuh diri biasanya bersikap ambivalen tentang kematian. Ungkapkan ambivalen tersebut-perlihatkan bukti-bukti bahwa mereka ingin hidup. Berikan harapan yang jelas. Buat rencana yang spesifik dengan dan untuk klien. Mintalah kedewasaan mereka, bukan sikap regresinya
•Klien sering bingung dan memiliki fokus pikir yang sempit-hadapkan pada hal-hal realita
•Jangan mengecilkan keseriusan klien dalam usaha bunuh diri
•Jangan pernah setuju untuk merahasiakan rencana bunuh diri
•Bantulah klien melewati masa berduka dan kehilangan
•Jangan memberi alasan untuk membenarkan gejala-gejala yang dialami klien
•Potensi untuk bunuh diri dapat berubah dengan cepat. Nilailah kembali kondisi pikiran klien dengan sering
•Gunakan sumber daya dari komunitas
•Jangan kehilangan kontak dengan klien. Pantaulah dengan teliti selama musim liburan di rumah
•Bersikap aktif, tetapi tetap menuntut klien bertanggung jawab atas hidupnya
PETUNJUK UMUM
(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
•Berikan semua tindakan dengan sungguh-sungguh. Evaluasi sebelum diberikan
•Katakan tentang bunuh diri secara terbuka dan langsung
•Berikan status kewaspadaan terhadap bunuh diri
•Teliti ruangan klien, khususnya jika pikiraan bunuh diri atau usaha bunuh diri terjadi setelah dirawat di RS
•Tempatkan klien pada tempat yang mudah diobservasi
•Pilih kamar yang dekat dengan kantor perawat
•Hati-hati jangan berperilaku yang membuat tidak aman
•Organisasikan rencana keperawatan bersama klien
•Jangan menjanjikan sesuatu yang tidak realistik
•Anjurkan klien melaksanakan aktifitas sehari-hari dan perawatan diri jika mungkin
•Putuskan bersama klien apakah anggota keluarga dan teman-temannya dapat kontak dengannya
•Siapkan persetujuan dengan anggota keluarga kemungkinan adanya bingung, marah atau kehilangan minat.
•Harapkan bahwa klien akan bekerja sama menerima dirinya
PETUNJUK UMUM UNTUK DEPARTEMEN EMERGENSI
•38% klien di departemen emergency psikiatri beresiko bunuh diri.
•Klien membutuhkan tenaga profesional, bukan pendekatan hukuman
•Cegah klien tinggal sendiri atau berdekatan dengan benda-benda yang dapat digunakan untuk tindakan kekerasan (Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
PROTOKOL PENCEGAHAN BUNUH DIRI
•Basic Suicide Precautions
•Maximum Suicide Precautions
Basic Suicide Precautions (Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
•Tempatkan klien di ruang terbuka kecuali jika ditemani staf atau keluarga.
•Cek dimana klien berada dan pastikan aman tiap 15 menit
•Temani klien saat minum obat.
•Lihat barang-barang klien untuk yang potensial dapat melukai. Teliti kondisi klien, dan katakan untuk mendampingi klien saat klien bekerja.
•Cek seluruh bawaan pengunjung.
•Ijinkan klien memiliki peralatan makan, tapi pastikan apakah gelas atau alat lain ada yang hilang ketika mengumpulkannya.
•Ijinkan pengunjung & hubungan telepon kecuali jika klien tidak menghendaki.
•Cek bahwa pengunjung tidak meninggalkan barang-barang berbahya di ruangan.
•Jalankan protokol ini sampai dihentikan oleh psikiater.
•Informasikan pada klien alasan & detail aturan yang diterapkan. Penjelasan ini harus dibuat oleh dokter dan perawat serta dokumentasikan.
Maximum Suicide Precautions(Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
•Berikan supervisi 1 : 1.perawat harus tetap berada di ruangan dalam jangkauan klien setiap saat. Ketika klien menggunakan kamar mandi, pintunya harus terbuka. Seorang staf harus duduk disamping tempat tidur klien pada malam hari.
•Jangan ijinkan klien untuk ditinggal pada pelaksanaan tes atau pelaksanaan tindakan.
•Lihat dengan seksama barang bawaan klien dan amankan barang-barang yang membahayakan, seperti pil, korek api, sabuk, tali sepatu, BH/kutang, pisau cukur/silet, jepitan, cermin taua benda dari kaca (bola lampu pijar), kawat/kabel, benda-benda kecil.
•Jika aturan ini diterapkan setelah klien dirawat dalam tempo yang lama, selidikilah dengan seksama kondisi ruangannya.
•Cek pengunjung jangan sampai meninggalkan benda-benda berbahaya di ruangan.
•Layani kebutuhan makan klien dalam tempat makan isolasi yang terbuat dari bahan bukan kaca atau logam.
•Utamakan penjelasan pada klien apakah dia boleh melakukan sesuatu serta alasannya. Dokumentasikan.
•Jangan menghentikan aturan ini tanpa saran dari psikiater
IDENTIFIKASI HASIL DAN HASIL
•Mengungkapkan pikiran melukai diri
•Mengakui bahwa telah berperilaku melukai diri jika hal itu terjadi
•Mampu mengidentifikasi pemicu masalah pribadi
•Belajar untuk mengidentifikasi dan mentoleransi perasaan tidak nyaman
•Memilih alternatif yang tidak melukai diri
•Berusaha mengidentifikasi stressor
•Kooperatif dengan intervensi untuk menghilangkan pikiran bunuh diri dan kontrol perilaku (Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)

Comments : Leave a Comment »

Categories : Uncategorized
12012010
SEBENTAR LAGI AKAN KAMI SAJIKAN KUMPULAN ASKEP JIWA SECARA LENGKAP. SILAHKAN JELAJAHI SEPUASNYA……

Comments : Leave a Comment »

Categories : Uncategorized
12012010
Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Comments : 1 Comment »

Categories : Uncategorized
FLICKR PHOTOS


No comments:

Post a Comment