Friday 14 October 2016

Askep BBLR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Bayi dengan berat badan lahir rendah akan meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian bayi. Berat badan lahir sangat menentukan prognosa dan komplikasi yang terjadi. Hal ini akan bertambah buruk jika berat badan tidak bertambah untuk waktu yang lama.
            Masalah yang mengancam pada BBLR dan BBLSR adalah resiko kehilangan panas dan energi yang relative lebih besar karena permukaan tubuh reltif luas, jaringan lemak subkutan lebih tipis, sehingga resiko kehilangan panas melalui kulit dan kekurangan cadangan energi lebih besar. Daya tahan tubuh relative rendah karena prematuritas dan malnutisinya, juga fungsi organ belum baik (terutama UK < 34 minggu), misalnya : system pernafasan, saluran cerna, hati , ginjal, metabolisme dan system kekebalan. Bayi BBLSR mempunyai insiden perumahsakitan kembali yang lebih tinggi selama tahun pertama kehidupan, jika dibanding dengan bayi yang lebih besar, sebagai akibat dari hernia inguinalis, infeksi, pengobatan sisa akibat prematuritas dan gangguan perawatan.
1.2    Tujuan
1.2.1        Tujuan  umum
1)   Mengetahui tentang apa itu BBLR

1.2.2        Tujuan Khusus
1)      Mengetahui tentang pengertian  BBLR
2)      Mengetahui tentang etiologi dan gejala klinis BBLR
3)      Mengetahui tentang problematik, diagnostik, dan penatalaksanaan BBLR
4)      Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan BBLR
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

2.1    PENGERTIAN
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram pada saat lahir (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).
Ada dua golongan bayi berat badan lahir rendah.
2.1.1   Prematuritas murni
Yaitu bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan bayi sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
2.1.2   Bayi small for gestational age (SGA)
Yaitu berat bayi lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan.SGA sendiri terdiri atas tiga jenis.
-        Simetris (intrauterus for gestational age)
Yaitu terjadi gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam jangka waktu yang lama.
-        Asimetris (intarauterus growth reterdation)
Yaitu terjadi defisit nutrisi pada fase akhir kehamilan.
-        Dismaturitas
Yaitu bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya untuk masa gestasi dan si bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri serta merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan.
Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR ).

2.2    ETIOLOGI
Etiologi atau penyebab dari berat badan bayi lahir rendah maupun usia bayi belum sesuai dengan masa gestasinya adalah sebagai berikut.



2.2.1        Komplikasi obstetrik
-      Multiple gestation.
-      Incompetence.
-      Pro  (premature rupture of membran) dan korionitis.
-      Pregnancy induce hypertention (PIH).
-      Plasenta previa.
-      Ada riwayat kelahiran premature.

2.2.2        Komplikasi medis
-     Diabetes maternal
-     Hipertensi kronis
-     Infeksi traktus urinarius

2.2.3        Faktor Ibu :
-           Umur ibu pada dibawah 20 tahun dan diatas 35 th
-           Perdarahan antepartum
-           Bahan teratogonik ( alcohol, radiasi, obat )
-           Penyakit kronis
-           Keadaan penyebab Infusifiensi plasenta ( penyakit jantung, ginjal, paru, hipertensi, dll )
-           Malnutris
-           Kelainan uterus
-           Hidramnion
-           Trauma
-           Jarak kehamilan terlalu dekat
-           Pekerjaan berat semasa hamil

2.2.4        Faktor Plasenta
-          Penyakit Vaskuler
-          Kehamilan ganda
-          Malformasi
-          Tumor
-          Plasenta privea

2.2.5    Faktor Janin
-           Kelainan kromosom
-           Malformasi
-           Infeksi congenital ( missal : rubella )
-           Kehamilan ganda
-           Ketuban pecah dini

2.3    TANDA – TANDA KLINIS
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada bayi dengan berat badan lahir rendah adalah ssebagai berikut.
1)         Berat badan kurang dari 2500 gram.
2)         Panjang badan kurang dari 45 cm.
3)         Lingkar dada kurang dari 30 cm.
4)         Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
5)         Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6)         Kepala lebih besar dari tubuh.
7)         Kulit tipis, transparan, rambutlanugo banyak, lemak subkutan amatsedikit.
8)         Osifikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutera lebar.
9)         Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia mayora.
10)     Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elistisitas belum sempurna.
11)     Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur, dan sering mendapat serangan apnea.
12)     Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, reflek mengisap dan menelan belum sempurna.
13)     Otot hipotonik lemah.
14)     Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-lurus
15)     Kepala tidak mampu tegak
16)     Pernapasan 40 – 50 kali / menit
17)     Nadi 100 – 140 kali / menit

       Bayi berat lahir rendah dapat juga dibagi menjadi 3 stadium.
1)        Stadium I
Bayi tampak kurus dan relatife lebih panjang, kulit longgar, kering seperti permen karet, namun belum terdapat noda mekonium.
2)        Stadium II
Bila didapatkan tanda-tanda stadium I ditambah warna kehijauan pada kulit, plasenta, dan umbilikus hal ini disebabkan oleh mekonium yang tercampur dalam amnion kemudian mengendap ke dalam kulit, umbilicus dan plasenta sebagai akibat anoksia intarauterus.
3)        Stadium III
Ditemukan tanda stadium II ditambah kulit berwarna kuning, demikian pula kuku dan tali pusat.

2.4 KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut.
1)      Sindrom aspirassi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi)
2)      Hipoglikemi simtomatik, terutama pada alaki-laki
3)      Penyakit membrane hialin: disebabkan karena surfaktan paru belum sempurna/ cukup, sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negatife yang tinggi untuk pernapasan berikutnya.
4)      Asfiksia neonatorum.
5)      Hiperbilirubinemia: bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia, hal ini mungkin disebabkan karena gangguan pertyumbuhan hati.
6)      Angka kejadian
1)   Amerika serikat: premature murni (7,1% orang kulit putih dan 17,9 orang kulit berwarna) dan BBLR (6-16%).
2)   RSCM pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian perinatal dan 73% disebabkan BBLR.




2.5 PROBLEMATIK BBLR
Dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomis maupun fisiologis maka mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut ini :

1)         Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yag bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, permukaan tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak aktif,produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya.
2)         Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini disebabkan kekurangan surfactan(rasio lesitin/sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah yang tulang iga yang mudah melengkung(pliable thorak).
3)         Penyakit gangguan pernafasan yang sering pada bayi BBLR adalah penyakit membran hialin dan aspirasi pneumoni.
4)         Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi, distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak, laktosa,vitamin yang larut dalam lemakdan bebberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardio esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi asspirasi.
5)         Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.
6)         Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urine yang sedikit, urea clearence yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan airtubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis metabolik.
7)         Perdarahan mudahbterjadi karena pembuluh darah yang rapuh(fragile), kekurangan faktor pembekuan seperti protrombine, faktor VII dan faktor christmas.
8)         Gangguan imunologok, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahya kadar Ig G gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi masih belum baik.
9)         Perdarahan intraventrikuler, lebih dari 50% bayi prematur menderita perdarahan intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi BBLR sering menderita apnea,asfuksia berat dan sindroma gangguan pernafasan. Luasnya perdarahan intraventrikuler ini dapat .
10)     Retrolental Fibroplasia : dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi(PaO2 lebih dari 115 mmHg : 15 kPa) maka akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah retina yang diikuti oleh proliferasi kapiler-kapiler baru kedaerah yang iskemi sehingga terjadi perdarahan, fibrosis, distorsi dan parut retina sehingga bayi menjadi buta. Untuk menghindari retrolental fibroplasia maka oksigen yang diberikan pada bayi prematur tidak boleh lebih dati 40%. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter permenit.
 
2.6    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1)         Pemeriksaan glukose darah terhadap hipoglikemia
2)         Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3)         Titer Torch sesuai indikasi
4)         Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5)         Pemantauan elektrolit
6)         Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )

2.6.1 Penatalaksanaan
1)         Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
2)         Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
3)         Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
4)         Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
5)         Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
6)         Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
7)         Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan
Umur/hari
Jmlh ml/kg BB
1
50- 65
2
100
3
125
4
150
5
160
6
175
7
200
14
225
21
175
28
150




2.6.2   Prognosis
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95 %, tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian yang tinggi. Kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis nekrotikans, atau infeksi sekunder.
BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat sesuai masa gestasi.Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.



ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)


2.7    PENGKAJIAN KEPERAWATAN

2.7.1 Pengkajian Fisik     
1)      Prematuritas murni
a.         BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
b.        Masa gestasi < 37 minggu
c.         Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
d.        Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
e.         Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
f.         Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
g.        Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
h.        Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
i.          Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
j.          Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea, otot masih hipotonik
k.        Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna

2)      Dismaturitas

a.         Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
b.        Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
c.         Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
d.        Tali pusat berwarna kuning kehijauan

2.8    DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL

1)        Pola nafas tidak efektif  b/d tidak adekuatnya ekspansi paru
2)        Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan
3)        Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
4)        Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat
5)        Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau perubahan suhu lingkungan

2.9    TUJUAN/ KRITERIA HASIL
Dx 1 : Pola nafas yang efektif
Kriteria:
§  Kebutuhan oksigen menurun
§  Nafas spontan, adekuat
§  Tidak sesak.
§  Tidak ada retraksi

Dx 2 : Pertukaran gas adekuat
Kriteria :
§  Tidak sianosis.
§  Analisa gas darah normal
§  Saturasi oksigen normal.

Dx 3 :       Hidrasi baik
Kriteria:
§  Turgor kulit elastik
§  Tidak ada edema
§  Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
§  Elektrolit darah dalam batas normal

  Dx 4 : Nutrisi adekuat
Kriteria :
§  Berat badan naik 10-30 gram / hari
§  Tidak ada edema
§  Protein dan albumin darah dalam batas normal
          Dx 5 : Suhu bayi stabil
§  Suhu 36,5 0C -37,2 0C
§  Akral hangat
                                                                                                      
2.10     TINDAKAN KEPERAWATAN

Dx 1 
3)        Berikan posisi kepala sedikit ekstensi
4)        Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
5)        Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan

Dx 2
§   Lakukan isap lendir kalau perlu
§   Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
§   Observasi warna kulit
§   Ukur saturasi oksigen
§   Observasi tanda-tanda perburukan pernafasan
§   Lapor dokter apabila terdapat  tanda-tanda perburukan pernafasan
§   Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah
§   Kolaborasi dalam pemeriksaan surfaktan

Dx 3
§   Observasi turgor kulit.
§   Catat intake dan output
§   Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit
§   Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah

Dx 4
§   Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat
§   Observasi dan catat toleransi minum
§   Timbang berat badan setiap hari
§   Catat intake dan output
§   Kolaborasi dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu

Dx 5
§   Rawat bayi dengan suhu lingkungan sesuai
§   Hindarkan bayi kontak langsung dengan benda sebagai sumber dingin/panas
§   Ukur suhu bayi setiap 3 jam atau kalau perlu
§   Ganti popok bila basah



















BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir ).
            Bayi dengan badan lahir rendah akan meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian bayi. Berat badan lahir sangat menentukan prognosa dan komplikasi yang terjadi.
Ada dua golongan bayi berat badan lahir rendah.
1)        Prematuritas murni
Yaitu bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan bayi sesuai denagan gestasi atau yang disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
2)        Bayi small for gestational age (SGA)
Yaitu berat bayi lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan.SGA sendiri terdiri atas tiga jenis.
-        Simetris (intrauterus for gestational age)
Yaitu terjadi gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam jangka waktu yang lama.
-        Asimetris (intarauterus growth reterdation)
Yaitu terjadi defisit nutrisi pada fase akhir kehamilan.
-        Dismaturitas
Yaitu bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya untuk masa gestasi dan si bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri serta merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan.
Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR ).

3.2    Saran
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan botol maupum putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10 – 30 gram / hari dan suhu tubuh tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000 gram dan semua masalah berat sudah teratasi.












SOAL BESERTA JAWABAN

1)      Seorang ibu Ny. A melahirkan seorang anak laki dengan berat badan kurang dari 2500 gram, lingkar dada kurang dari 30 cm, dan kepala lebih besar dari tubuh, kulit tipis, transparan dan rambut lanugo banyak. Maka pada kasus diatas bayi tersebut dapat digolongkan ke dalam...
A.    BBLR
B.     Normal
C.     BBLSR
D.    Semua Benar
Jawaban : A. BBLR
2)      Di sebuah RS K Jakarta, Perawat E melakukan pengkajian pada seorang bayi perempuan yang baru saja dilahirkan oleh Ny. C dengan hasil:
§  Kebutuhan oksigen menurun
§  Bayi kecil pergerakan kurang & lemah
§  Banyak tidur , tangis lemah
§  Pernapasan belum teratur dan sering mengalami apnea
§  Reflek menelan & batuk belum sempurna
§  Pernapasan 40-50 kali / menit
Dari hasil pengkajian  diatas diagnosa yang lebih utama diprorioritaskan dan tepat adalah...
A.    Risiko tinggi gangguan keseimbangan cairan & elektrolit b/d ketidak mampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan & elektrolit.
B.     Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan kurangnya intake nutrisi kedalam tubuh.
C.     Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspensi paru.
D.    Risiko tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau perubahan suhu lingkungan.
Jawaban : C. Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspensi paru



DAFTAR ISTILAH

A
Anoksia                                  : tidak adanya atau kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh
Apnea                                     : berhentinya pernapasan
Asfiksia Neonatorum             : keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir
Asidosis Metabolik                : keasaman darah yang berlebihan, yang ditadai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah
Aspirasi                                  : menarik napas (pemindahan cairan atau gas dari suatu rongga dengan alat pengisap
B
BBLR                                     : Berat Badan Lahir Rendah
BBLSR                                  : Berat Badan Lahir Sangat Rendah
C
D
Defisiensi                               : kekurangan sesuatu zat dalam tubuh (cth: Vit K)
Dismaturitas                           : bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya untuk masa gestasi
Displasia                                 : sel yang abnormal (patologis) dimana terjadi banyak mitosis yang susunan selnya menyimpang dari sel normal.
Distorsi                                   : keseleo / salah urat (keadaan terkilir sehingga kedudukan menjadi abnormal)
E
F
G
H
Hernia Inguinalis                    : keluarnya dalaman bagian dalam dari tempat biasanya dibagian lipat paha
Hidramnion                            :
Hipotonik                               : suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada zat yang lain sehingga air bergerak ke dalam.
I
Imatur                                     : lamanya kehamilan berkisar antara 22-28 minggu & berat anaknya sekitar 500-1000 gram.
Imaturitas                               : ketidak matangan
Incompetence                         : Daya yang tidak cukup untuk mengerjakan sesuatu
J
K
Komplikasi                             : penyulit
Korionitis                               : terjadinya peradangan selaput yang terdapat diluar amion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
L
M
Mekonium                              : bahan berlendir yang berwarna hijau tua didalam usus bayi cukup bulan
Malformasi                             : kelainan bentuk karena penyakit
Multipel Gestation                 : Banyak macam kehamilan
N
NKB-SMK                             : Neonatus Kurang Bulan – Sesuai untuk Masa Kehamilan
O
Osifikasi                                 : sebuah proses pembentukan tulang
P
PIH                                         : Pregnancy Induce Hypertention
Plasenta Previa                       : ari (plasenta) yang terletak di depan kepala bayi, menutupi mulut rahim
Prematuritas                           : bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu
Preterm                                   : usia kehamilan antara 20-37 minggu atau kurang dari 37 minggu (259 hari).
Prognosis                                : perjalanan penyakit atau hasil akhir yang diperkirakan
Q
R
Regurgitasi                             : serdawa (baliknya kembali sesuatu ke korongkongan)
Retardasi                                : perkembangan yang terlambat
Retraksi                                  : pemendekan (mengenai jaringan paru)
Retrolental Fibroplasia           : gangguan mata pada bayi yang lahir prematur.
S
SGA                                       : Small for Gestational Age
Sianosis                                  : warna kulit dan membran mukosa kebiruan atau pucat karena kandungan oksigen yang rendah dalam darah.
Surfactan                                : Surface – active agent (dalam fisiologi paru-paru, campuran sejumlah fosfolipid yang menurunkan tegangan permukaan cairan paru-paru. Penting bagi elastisitas jaringan paru-paru).
T
Termoregulasi                         : suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan.
Traktus Urinarius                    : saluran kemih
U
Umbilikus                               : pusat (parut yang menadai tempat perlekatan tali pusat)
V
W
X
Y
Z



DAFTAR PUSTAKA



Muchtar, Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 1997.Essential of Pediatric Nursing. Jakarta: Wholey and Wong St. Louis Mosby.
Sacharin, Rosa M.  1996 .Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Saifudin, Abdul Bari, dkk.. 2002.Buku Panduan Praktis PelayananKesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sarwono P. 1986.Ilmu Kebidanan. Edisi II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak.Jilid III.Jakarta: Balai Penerbit FKUI.






No comments:

Post a Comment