BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Bayi dengan berat badan lahir rendah akan
meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian bayi. Berat badan lahir sangat
menentukan prognosa dan komplikasi yang terjadi. Hal ini akan bertambah buruk
jika berat badan tidak bertambah untuk waktu yang lama.
Masalah
yang mengancam pada BBLR dan BBLSR adalah resiko kehilangan panas dan energi yang relative lebih besar karena
permukaan tubuh reltif luas, jaringan lemak subkutan lebih tipis, sehingga
resiko kehilangan panas melalui kulit dan kekurangan cadangan energi lebih
besar. Daya tahan tubuh relative rendah karena prematuritas dan malnutisinya,
juga fungsi organ belum baik (terutama UK < 34 minggu), misalnya : system
pernafasan, saluran cerna, hati , ginjal, metabolisme dan system kekebalan.
Bayi BBLSR mempunyai insiden perumahsakitan kembali yang lebih tinggi selama
tahun pertama kehidupan, jika dibanding dengan bayi yang lebih besar, sebagai
akibat dari hernia inguinalis, infeksi, pengobatan sisa akibat prematuritas dan
gangguan perawatan.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan
umum
1) Mengetahui
tentang apa itu BBLR
1.2.2
Tujuan Khusus
1)
Mengetahui tentang pengertian BBLR
2) Mengetahui
tentang etiologi dan gejala klinis BBLR
3) Mengetahui
tentang problematik, diagnostik, dan penatalaksanaan BBLR
4)
Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan
BBLR
BAB
II
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH
2.1 PENGERTIAN
Bayi
berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram pada saat lahir (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir).
Ada dua golongan bayi berat badan lahir
rendah.
2.1.1
Prematuritas murni
Yaitu bayi yang lahir
dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan bayi sesuai dengan
gestasi atau yang disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
(NKB-SMK).
2.1.2
Bayi small for gestational age (SGA)
Yaitu berat bayi lahir tidak sesuai dengan masa
kehamilan.SGA sendiri terdiri atas tiga jenis.
-
Simetris (intrauterus for
gestational age)
Yaitu
terjadi gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam jangka waktu yang lama.
-
Asimetris (intarauterus growth
reterdation)
Yaitu
terjadi defisit nutrisi pada fase akhir kehamilan.
-
Dismaturitas
Yaitu bayi
yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya untuk masa gestasi dan si
bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri serta merupakan bayi kecil
untuk masa kehamilan.
Sedangkan
Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir sangat
rendah ( BBLSR ).
2.2 ETIOLOGI
Etiologi atau penyebab dari berat badan bayi lahir rendah maupun usia
bayi belum sesuai dengan masa gestasinya adalah sebagai berikut.
2.2.1
Komplikasi obstetrik
-
Multiple
gestation.
-
Incompetence.
-
Pro
(premature rupture of membran)
dan korionitis.
-
Pregnancy
induce hypertention (PIH).
-
Plasenta previa.
-
Ada riwayat kelahiran premature.
2.2.2
Komplikasi medis
-
Diabetes maternal
-
Hipertensi kronis
-
Infeksi traktus urinarius
2.2.3
Faktor
Ibu :
-
Umur
ibu pada dibawah 20 tahun dan diatas 35 th
-
Perdarahan
antepartum
-
Bahan
teratogonik ( alcohol, radiasi, obat )
-
Penyakit
kronis
-
Keadaan
penyebab Infusifiensi plasenta ( penyakit jantung, ginjal, paru, hipertensi,
dll )
-
Malnutris
-
Kelainan
uterus
-
Hidramnion
-
Trauma
-
Jarak
kehamilan terlalu dekat
-
Pekerjaan
berat semasa hamil
2.2.4
Faktor
Plasenta
-
Penyakit
Vaskuler
-
Kehamilan
ganda
-
Malformasi
-
Tumor
-
Plasenta
privea
2.2.5 Faktor Janin
-
Kelainan
kromosom
-
Malformasi
-
Infeksi
congenital ( missal : rubella )
-
Kehamilan
ganda
-
Ketuban
pecah dini
2.3 TANDA – TANDA KLINIS
Manifestasi klinis yang dapat
ditemukan pada bayi dengan berat badan lahir rendah adalah ssebagai berikut.
1)
Berat badan kurang dari 2500 gram.
2)
Panjang badan kurang dari 45 cm.
3)
Lingkar
dada kurang dari 30 cm.
4)
Lingkar
kepala kurang dari 33 cm.
5)
Umur
kehamilan kurang dari 37 minggu.
6)
Kepala
lebih besar dari tubuh.
7)
Kulit
tipis, transparan, rambutlanugo banyak, lemak subkutan
amatsedikit.
8)
Osifikasi tengkorak sedikit serta
ubun-ubun dan sutera lebar.
9)
Genitalia imatur, labia minora belum
tertutup dengan labia mayora.
10) Tulang rawan
dan daun telinga belum cukup, sehingga elistisitas belum sempurna.
11) Pergerakan
kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur, dan sering mendapat
serangan apnea.
12) Bayi lebih
banyak tidur dari pada bangun, reflek mengisap dan menelan belum sempurna.
13) Otot hipotonik lemah.
14) Eksremitas : paha abduksi, sendi
lutut / kaki fleksi-lurus
15) Kepala tidak mampu tegak
16) Pernapasan 40 – 50 kali / menit
17) Nadi 100 – 140 kali / menit
Bayi berat lahir rendah dapat juga dibagi
menjadi 3 stadium.
1)
Stadium I
Bayi tampak kurus dan relatife lebih panjang, kulit longgar, kering
seperti permen karet, namun belum terdapat noda mekonium.
2)
Stadium II
Bila didapatkan tanda-tanda stadium I ditambah warna kehijauan pada
kulit, plasenta, dan umbilikus hal ini disebabkan oleh mekonium yang tercampur
dalam amnion kemudian mengendap ke dalam kulit, umbilicus dan plasenta sebagai
akibat anoksia intarauterus.
3)
Stadium III
Ditemukan tanda stadium II ditambah kulit berwarna kuning, demikian pula
kuku dan tali pusat.
2.4
KOMPLIKASI
Komplikasi
yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut.
1) Sindrom aspirassi
mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi)
2)
Hipoglikemi
simtomatik, terutama pada alaki-laki
3)
Penyakit
membrane hialin: disebabkan karena surfaktan paru belum sempurna/ cukup,
sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak tertinggal
udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negatife yang
tinggi untuk pernapasan berikutnya.
4)
Asfiksia
neonatorum.
5)
Hiperbilirubinemia:
bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia, hal ini mungkin disebabkan
karena gangguan pertyumbuhan hati.
6)
Angka
kejadian
1)
Amerika
serikat: premature murni (7,1% orang kulit putih dan 17,9 orang kulit berwarna)
dan BBLR (6-16%).
2)
RSCM
pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian perinatal dan 73% disebabkan BBLR.
2.5 PROBLEMATIK BBLR
Dengan kurang
sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomis maupun fisiologis maka mudah
timbul beberapa kelainan seperti berikut ini :
1)
Suhu tubuh yang tidak stabil
oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan
yag bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, permukaan
tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak
aktif,produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang
belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana
mestinya.
2)
Gangguan pernafasan yang sering
menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini disebabkan kekurangan
surfactan(rasio lesitin/sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan
pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah yang
tulang iga yang mudah melengkung(pliable thorak).
3)
Penyakit gangguan pernafasan
yang sering pada bayi BBLR adalah penyakit membran hialin dan aspirasi
pneumoni.
4)
Gangguan alat pencernaan dan
problema nutrisi, distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume
lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah, daya untuk
mencernakan dan mengabsorbsi lemak, laktosa,vitamin yang larut dalam lemakdan
bebberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardio esofagus yang
belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan
mudah terjadi asspirasi.
5)
Immatur hati memudahkan
terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.
6)
Ginjal yang immatur baik secara
anatomis maupun fungsinya. Produksi urine yang sedikit, urea clearence yang
rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan airtubuh dan elektrolit dari badan
dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis metabolik.
7)
Perdarahan mudahbterjadi karena
pembuluh darah yang rapuh(fragile), kekurangan faktor pembekuan seperti
protrombine, faktor VII dan faktor christmas.
8)
Gangguan imunologok, daya tahan
tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahya kadar Ig G gamma globulin.
Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis
serta reaksi terhadap infeksi masih belum baik.
9)
Perdarahan intraventrikuler,
lebih dari 50% bayi prematur menderita perdarahan intraventrikuler. Hal ini
disebabkan oleh karena bayi BBLR sering menderita apnea,asfuksia berat dan
sindroma gangguan pernafasan. Luasnya perdarahan intraventrikuler ini dapat .
10)
Retrolental Fibroplasia :
dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi(PaO2 lebih dari 115 mmHg :
15 kPa) maka akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah retina yang diikuti
oleh proliferasi kapiler-kapiler baru kedaerah yang iskemi sehingga terjadi
perdarahan, fibrosis, distorsi dan parut retina sehingga bayi menjadi buta.
Untuk menghindari retrolental fibroplasia maka oksigen yang diberikan pada bayi
prematur tidak boleh lebih dati 40%. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan
oksigen dengan kecepatan 2 liter permenit.
2.6
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1)
Pemeriksaan
glukose darah terhadap hipoglikemia
2)
Pemantauan
gas darah sesuai kebutuhan
3)
Titer
Torch sesuai indikasi
4)
Pemeriksaan
kromosom sesuai indikasi
5)
Pemantauan
elektrolit
6)
Pemeriksaan
sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )
2.6.1 Penatalaksanaan
1)
Penanganan bayi
Semakin
kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua
perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
2)
Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah,
mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang
secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d
370 C.
Bayi
berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal
tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah
yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian
lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi
bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi
dengan berat kurang dari 2000 gram
3)
Inkubator
Bayi
dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan
dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi
kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0
C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang
lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.
4)
Pemberian oksigen
Ekspansi
paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak
adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar
30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi
dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi
yang dapat menimbulkan kebutaan
5)
Pencegahan infeksi
Bayi
preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang,
ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk
mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum
dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua
asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit
kulit.
6)
Pemberian makanan
Pemberian
makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya hipoglikemia
dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui
kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah.
Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori,
dibandingkan dengan bayi preterm.
7)
Petunjuk untuk volume susu yang diperlukan
Umur/hari
|
Jmlh
ml/kg BB
|
1
|
50-
65
|
2
|
100
|
3
|
125
|
4
|
150
|
5
|
160
|
6
|
175
|
7
|
200
|
14
|
225
|
21
|
175
|
28
|
150
|
2.6.2 Prognosis
Pada
saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95 %, tetapi
berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian yang tinggi.
Kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis nekrotikans,
atau infeksi sekunder.
BBLR yang tidak mempunyai cacat
bawaan selama 2 tahun pertama akan mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati
bayi cukup bulan dengan berat sesuai masa gestasi.Pada BBLR , makin imatur dan
makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang
dan gangguan neurologik.
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
2.7
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
2.7.1
Pengkajian Fisik
1)
Prematuritas
murni
a.
BB
< 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
b.
Masa
gestasi < 37 minggu
c.
Kepala
lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
d.
Lanugo
(bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis, telinga
dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
e.
Genetalia
belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora, pada
laki-laki testis belum turun.
f.
Tulang
rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
g.
Pembuluh
darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
h.
Rambut
tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
i.
Bayi
kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
j.
Banyak
tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea, otot
masih hipotonik
k.
Reflek
tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
2) Dismaturitas
a.
Kulit
berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
b.
Kulit
pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
c.
Jaringan
lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
d.
Tali
pusat berwarna kuning kehijauan
2.8
DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
1)
Pola
nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya
ekspansi paru
2)
Gangguan
pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi
surfaktan
3)
Resiko
tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan
ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
4)
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya
persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang
adekuat
5)
Resiko
tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau
perubahan suhu lingkungan
2.9
TUJUAN/ KRITERIA HASIL
Dx 1 : Pola nafas yang efektif
Kriteria:
§ Kebutuhan oksigen menurun
§ Nafas spontan, adekuat
§ Tidak sesak.
§ Tidak ada retraksi
Dx 2 : Pertukaran gas adekuat
Kriteria
:
§ Tidak sianosis.
§ Analisa gas darah normal
§ Saturasi oksigen normal.
Dx 3 : Hidrasi
baik
Kriteria:
§ Turgor kulit elastik
§ Tidak ada edema
§ Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
§ Elektrolit darah dalam batas normal
Dx 4 : Nutrisi
adekuat
Kriteria
:
§ Berat badan naik 10-30 gram / hari
§ Tidak ada edema
§ Protein dan albumin darah dalam
batas normal
Dx 5 : Suhu bayi stabil
§ Suhu 36,5 0C -37,2 0C
§ Akral hangat
2.10 TINDAKAN KEPERAWATAN
Dx 1
3)
Berikan
posisi kepala sedikit ekstensi
4)
Berikan
oksigen dengan metode yang sesuai
5)
Observasi
irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan
Dx 2
§ Lakukan isap lendir kalau perlu
§ Berikan oksigen dengan metode yang
sesuai
§ Observasi warna kulit
§ Ukur saturasi oksigen
§ Observasi tanda-tanda perburukan
pernafasan
§ Lapor dokter apabila terdapat tanda-tanda perburukan pernafasan
§ Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa
gas darah
§ Kolaborasi dalam pemeriksaan
surfaktan
Dx 3
§ Observasi turgor kulit.
§ Catat intake dan output
§ Kolaborasi dalam pemberian cairan
intra vena dan elektrolit
§ Kolaborasi dalam pemeriksaan
elektrolit darah
Dx 4
§ Berikan ASI/PASI dengan metode yang
tepat
§ Observasi dan catat toleransi minum
§ Timbang berat badan setiap hari
§ Catat intake dan output
§ Kolaborasi dalam pemberian total
parenteral nutrition kalau perlu
Dx 5
§ Rawat bayi dengan suhu lingkungan
sesuai
§ Hindarkan bayi kontak langsung
dengan benda sebagai sumber dingin/panas
§ Ukur suhu bayi setiap 3 jam atau
kalau perlu
§ Ganti popok bila basah
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir ).
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir ).
Bayi dengan badan lahir rendah akan
meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian bayi. Berat badan lahir sangat
menentukan prognosa dan komplikasi yang terjadi.
Ada dua golongan bayi berat badan lahir
rendah.
1)
Prematuritas murni
Yaitu bayi yang lahir
dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan bayi sesuai denagan
gestasi atau yang disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
(NKB-SMK).
2)
Bayi small for gestational age (SGA)
Yaitu berat bayi lahir tidak sesuai dengan masa
kehamilan.SGA sendiri terdiri atas tiga jenis.
-
Simetris (intrauterus for
gestational age)
Yaitu
terjadi gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam jangka waktu yang lama.
-
Asimetris (intarauterus growth
reterdation)
Yaitu
terjadi defisit nutrisi pada fase akhir kehamilan.
-
Dismaturitas
Yaitu bayi
yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya untuk masa gestasi dan si
bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri serta merupakan bayi kecil
untuk masa kehamilan.
Sedangkan
Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir sangat
rendah ( BBLSR ).
3.2
Saran
Sebelum pulang bayi sudah harus
mampu minum sendiri, baik dengan botol maupum putting susu ibu. Selain itu
kenaikan berat badan berkisar antara 10 – 30 gram / hari dan suhu tubuh tetap
normal diruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan dengan berat badan lebih dari
2000 gram dan semua masalah berat sudah teratasi.
SOAL BESERTA JAWABAN
1)
Seorang
ibu Ny. A melahirkan seorang anak laki dengan berat badan kurang dari 2500
gram, lingkar dada kurang dari 30 cm, dan kepala lebih besar dari tubuh, kulit
tipis, transparan dan rambut lanugo banyak. Maka pada kasus diatas bayi
tersebut dapat digolongkan ke dalam...
A.
BBLR
B.
Normal
C.
BBLSR
D.
Semua
Benar
Jawaban : A. BBLR
2)
Di
sebuah RS K Jakarta, Perawat E melakukan pengkajian pada seorang bayi perempuan
yang baru saja dilahirkan oleh Ny. C dengan hasil:
§ Kebutuhan oksigen menurun
§ Bayi kecil pergerakan kurang & lemah
§ Banyak tidur , tangis lemah
§ Pernapasan belum teratur dan sering mengalami
apnea
§ Reflek menelan & batuk belum sempurna
§ Pernapasan 40-50 kali / menit
Dari
hasil pengkajian diatas diagnosa yang
lebih utama diprorioritaskan dan tepat adalah...
A.
Risiko
tinggi gangguan keseimbangan cairan & elektrolit b/d ketidak mampuan ginjal
mempertahankan keseimbangan cairan & elektrolit.
B.
Kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan kurangnya intake
nutrisi kedalam tubuh.
C.
Pola
nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspensi paru.
D.
Risiko
tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau
perubahan suhu lingkungan.
Jawaban : C. Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspensi
paru
A
Anoksia : tidak adanya
atau kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh
Apnea :
berhentinya pernapasan
Asfiksia
Neonatorum : keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat
bernapas secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir
Asidosis
Metabolik : keasaman darah yang berlebihan, yang ditadai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah
Aspirasi : menarik
napas (pemindahan cairan atau gas dari suatu rongga dengan alat pengisap
B
BBLR :
Berat Badan Lahir Rendah
BBLSR :
Berat Badan Lahir Sangat Rendah
C
D
Defisiensi :
kekurangan sesuatu zat dalam tubuh (cth: Vit K)
Dismaturitas : bayi yang lahir kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk masa gestasi
Displasia : sel yang abnormal (patologis) dimana terjadi
banyak mitosis yang susunan selnya menyimpang dari sel normal.
Distorsi : keseleo / salah urat (keadaan terkilir sehingga
kedudukan menjadi abnormal)
E
F
G
H
Hernia
Inguinalis : keluarnya
dalaman bagian dalam dari tempat biasanya dibagian lipat paha
Hidramnion :
Hipotonik : suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut
lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada zat yang lain sehingga
air bergerak ke dalam.
I
Imatur : lamanya kehamilan berkisar antara 22-28 minggu
& berat anaknya sekitar 500-1000 gram.
Imaturitas :
ketidak matangan
Incompetence :
Daya yang tidak cukup untuk mengerjakan sesuatu
J
K
Komplikasi :
penyulit
Korionitis : terjadinya peradangan selaput yang terdapat
diluar amion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama
uterus bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
L
M
Mekonium : bahan berlendir
yang berwarna hijau tua didalam usus bayi cukup bulan
Malformasi :
kelainan bentuk karena penyakit
Multipel Gestation :
Banyak macam kehamilan
N
NKB-SMK : Neonatus Kurang Bulan – Sesuai untuk Masa
Kehamilan
O
Osifikasi :
sebuah proses pembentukan tulang
P
PIH :
Pregnancy Induce Hypertention
Plasenta Previa : ari (plasenta) yang terletak di depan kepala bayi, menutupi mulut
rahim
Prematuritas : bayi yang lahir
dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu
Preterm : usia
kehamilan antara 20-37 minggu atau kurang dari 37 minggu (259 hari).
Prognosis :
perjalanan penyakit atau hasil akhir yang diperkirakan
Q
R
Regurgitasi :
serdawa (baliknya kembali sesuatu ke korongkongan)
Retardasi :
perkembangan yang terlambat
Retraksi :
pemendekan (mengenai jaringan paru)
Retrolental Fibroplasia : gangguan mata pada bayi yang lahir prematur.
S
SGA :
Small for Gestational Age
Sianosis : warna kulit
dan membran mukosa kebiruan atau pucat karena kandungan oksigen yang rendah
dalam darah.
Surfactan : Surface –
active agent (dalam fisiologi paru-paru, campuran sejumlah fosfolipid yang
menurunkan tegangan permukaan cairan paru-paru. Penting bagi elastisitas
jaringan paru-paru).
T
Termoregulasi : suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia
mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh
dapat dipertahankan secara konstan.
Traktus Urinarius :
saluran kemih
U
Umbilikus : pusat (parut yang menadai tempat perlekatan
tali pusat)
V
W
X
Y
Z
DAFTAR PUSTAKA
Muchtar, Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 1997.Essential
of Pediatric Nursing.
Jakarta: Wholey and Wong St. Louis Mosby.
Sacharin, Rosa M.
1996 .Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Saifudin, Abdul
Bari,
dkk..
2002.Buku Panduan Praktis
PelayananKesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sarwono P. 1986.Ilmu
Kebidanan.
Edisi II.
Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
Staf Pengajar
Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
1985.
Ilmu Kesehatan Anak.Jilid III.Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
No comments:
Post a Comment